Rabu, 03 Desember 2008

MINUM DPT KURANGI ZAT CAIR?LHO KOK BISA SIY???



Sekecil dan seremeh apapun sesuatu menurut anggapan kita tidak akan terlepas dari sorotan islam sehingga agama Islam memberikan petunjuk dan jalan kebaikan di dalamnya.
Seperti halnya minum, Islam mengajarkan bagaimana tata cara minum. Para ulama menegaskan bahwa minum sambil duduk lebih utama dari pada minum sambil berdiri. Ini berdasarkan hadits Nabi SAW : "Janganlah di antara kalian minum sambil berdiri, bila terjadi maka muntahkanlah airnya" (HR muslim). Di samping itu, menurut Ibnul Qoyyim ada beberapa afat (akibat buruk) bila minum sambil berdiri.
Apabila minum sambil berdiri, seperti pendapat Ibnul Qoyyim, maka di samping tidak dapat memberikan kesegaran pada tubuh secara optimal juga air yang masuk kedalam tubuh akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Hal ini dikarenakan air yang dikonsumsi tidak tertampung di dalam maiddah (lambung) yang nantinya akan dipompa oleh jantung untuk disalurkan keseluruh organ-organ tubuh. Dengan demikian air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Padahal menurut ilmu kedokteran tujuh puluh persen dari tubuh manusia terdiri dari zat cair. Tulang-tulangpun mengandung air sebanyak tiga puluh sampai empat puluh persen. Sebagian besar darah terdiri dari air dimana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah. Akibatnya bilamana pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada pemasukannya, terjadilah dehidrasi yaitu kekurangan zat cair dalam tubuh. Begitu juga kadar air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih sepuluh persen saja maka gejala-gejala serius akan timbul. Kalau selisih ini mencapai dua puluh persen maka orangnya akan mati.
Oleh sebab itu, dianjurkan memuntahkan air apabila terlanjur minum sambil berdiri seperti yang disebut dalam hadits di atas. Para ahli hikmah juga memberi jalan keluar bila terpaksa minum sambil berdiri yaitu menggerak-gerakan dua ibu jari kaki insya Allah akan dapat menolak efek-efek negatif seperti yang disebut di atas.
Disarikan dari: ianatu at thalibin karya sayid Abu Bakar as Syatho hal 367 juz III, Penuntun Perawatan dan Pengobatan modern, Harold shryock MD.

sumber:sidogiri.com (irfan's Bulletin)

3 komentar:

Gus-Agus.... by talking-talking masih inget nggak sama teman sma? Ini aku Parwanto, gimana kabarnya sekarang? hebat ya bisa kuliah di UGM. Sudah jadi orang sekarang.
Jangan lupa sama teman lama bagi-bagi ilmunya dong....

Kunjungi blogkujuga ya http://kliktoprofit.blogspot.com
punya alamat email temen2 sma kita nggak?

Posting Komentar